Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Bagian ini adalah bagian yang cukup populer dan sering diulang berkali-kali dalam kehidupan orang percaya. Ini adalan momen pertama ketika Yesus memanggil Andreas dan Petrus menjadi muridNya. Panggilan yang sangat indah, panggilan untuk mengikut Dia, mendengarkan ajaranNya secara langsung, memahami tujuanNya, melihat kasihNya, mengaplikasikan ajaranNya dan mengajarkan ajaranNya kepada orang lain. Panggilan yang sama, panggilan yang ditujukan kepada Andreas dan Petrus, ditujukan juga kepada kita semua di jaman ini.
kita harus berani akui kalau bagian ini tuh bukan bagian favorit kita, kenapa?
Karena bagian ini biasanya datang dengan berbagai aturan dan tuntutan-tuntutan yang biasanya tidak menyenangkan (ga sesuai dengan ego kita, biasanya hehe...) bahkan mungkin diperlukan pengorbanan untuk bisa melakukan panggilan ini sesuai dengan kehendakNya.
Yuk, kita lihat lebih jauh dari definisi kata 'mengikuti'
mengikut
- menyertai (di belakang); mengiring:
- meniru, turut berbuat sesuatu:
- menurut atau menganut (perintah, ajaran, paham, dsb): (sumber: http://id.wiktionary.org/wiki/mengikut)
Wow, satu kata ini memang tidak main-main ya, satu kata tapi mengandung definisi cukup dalam dan tidak mudah untuk dilakukan. Menurut saya, definisi dari arti kata 'mengikut' ini cukup untuk menggambarkan apa yang harus dilakukan bagi setiap kita yang sungguh-sungguh berkomitmen ingin mengikut Dia seumur hidup kita.
1. Arti pertama: menyertai (di belakang); mengiring
pernah ga teman-teman punya pengalaman seperti ini? ada seorang teman yang meminta kita untuk menemani dia pergi ke suatu tempat dan kita menyanggupinya. Ketika kita sudah sampai di tempat yang dituju, ternyata teman kita itu berubah pikiran dan mengubah tujuan awal dia pergi ke tempat tersebut. Sebut saja: misal cari barang A di mana dan sekarang berubah menjadi cari barang C di toko yang berbeda (untungnya masih di tempat yang sama), bagaimana perasaanmu ketika itu terjadi? apalagi ternyata teman kita mengajak untuk mampir-mampir lagi di banyak tempat yang sama sekali tidak menarik minat kita. Kesel? Ngebosenin? Merasa buang-buang waktu? sampai akhirnya membuat hati kita mengeluh, "Oelah... tahu gini, dari awal aku ga sanggupin! cuapee deehh!"
Well, tapi itu lho aplikasi praktis dari arti pertama: menyertai dan mengiring seseorang. Kita mengikuti orang itu kemanapun dia pergi apabila kita sudah menyanggupi hal tersebut.
Yang cukup menarik, di definisi itu dicantumkan 'di belakang' dimana ini berarti cukup penting untuk diperhatikan. Mengikut itu biasanya memang menempatkan posisi di belakang dan ini berbicara soal segala aspek. Kalau kita mengikut seseorang, ya orang yang di depan lah yang memegang kendali, orang yang di depan yang mengambil keputusan, orang yang di depan juga yang mengatur ke arah mana kita berjalan, orang yang di depan juga menentukan tujuan akhir dari perjalanan tersebut.
Ketika Yesus berkata, "Mari, ikutlah Aku.." maka saya berpikir bahwa Yesus dengan secara gamblang berkata, "Ayo, berjalanlah di belakangKu. Aku yang akan memimpin hidupmu mulai dari sekarang."
Kita sering banget bilang, "Tuhan pimpin hidupku, tunjukkan jalanMu, dan berikan petunjuk kemana aku harus pergi." dan bla.. bla... bla... , masih banyak doa-doa yang kita ucapkan untuk meminta Tuhan memimpin hidup kita. Tapi bagaimana dengan aplikasi praktisnya? Yakin kalau kita itu sudah mengikut Kristus?
Perjalanan kita mengikut Yesus tuh ga semulus itu. Ada kalanya kita ga mengikut Dia dengan setia dan patuh di belakang. Ada kalanya kita ragu dan berbelok mengambil jalan lain yang kita rasa jauh lebih menarik. Ada kalanya kita takut dan berhenti melangkah hingga akhirnya kita tertinggal jauh. Ada kalanya kita bingung dengan arah yang Tuhan pimpin, tetap berjalan sih tapi kebingungan yang ada menyebabkan kita berjalan dengan sangat lambat sehingga akhirnya kita pun tetap tertinggal.
Mengikut Yesus dibutuhkan ketaatan yang luar biasa dan hal ini mencakup sedikit memprotes dan banyak percaya kepada pimpinanNya. Tapi, ego kita itu ga bisa terima kepasrahan seperti itu. Lebih asyik jalan sendiri, atur tujuan sendiri, putuskan arah sendiri daripada hanya sekedar mengikut tanpa bisa mengatur apapun.
Inilah yang disebut 'mengikut': berjalan di belakang Yesus dengan taat dan menyerahkan posisi 'Pengendali' ke tanganNya secara total atas hidup kita.
2. Arti kedua: meniru; turut berbuat sesuatu
biasanya bayi dan anak-anak paling jago dalam bagian yang satu ini ^^
dengan tanggap dan suatu kesadaran, anak-anak cepat meniru tingkah laku dan kata-kata orang dewasa.
Kita adalah anak-anak Tuhan kan, makanya seharusnya kita pun menunjukkan ketanggapan dan kesadaran yang sama dalam kehidupan spiritualitas iman kita.
Dengan kesadaran penuh, kita secara sengaja mengambil komitmen dan memutuskan untuk meniru Yesus sepenuhnya. Dalam pola pikir, sudut pandang, cara memutuskan, tingkah laku, cara merespon, bahkan sampai ke gaya hidup. Hidup kita seharusnya mencerminkan peniruan yang persis sama dengan Yesus, dari sinilah arti dari mengikut Yesus semakin dipertajam dalam hidup kita.
Buat saya, kesungguhan seseorang mengikut Yesus bisa terlihat jelas dari hal-hal yang sederhana. Apa itu?
-orang yang sungguh mengikut Yesus akan meniru tingkah laku Yesus dalam menjalin relasi. Secara tingkah laku, kita tahu Yesus adalah sesosok pribadi yang penuh kasih dan kelemah lembutan, walaupun kita belum pernah bertemu Yesus secara muka dengan muka tapi kita bisa membayangkan apa yang menjadi tingkah lakunya jika berada di tengah-tengah kita.
Saya bayangkan Yesus itu adalah sesosok pribadi yang sangat murah senyum (ga pelit hehe), cenderung inisiatif menghampiri duluan dan bertanya dengan keramahan, bahasa tubuhnya menggambarkan keterbukaan dan menyambut dengan sukacita, suaranya mungkin tidak keras namun kelembutan yang penuh antusias ingin tahu segala sesuatu tentang kita, tangannya menepuk pundak kita untuk memberikan kehangatan persaudaraan sekaligus penyemangatan yang memberitahukan kita, "Aku disini, kamu ga sendiri.", matanya bukan mata yang hanya sekedar melihat sekilas tapi ketika kamu lihat matanya maka kamu tahu kalau kamu sungguh-sungguh diperhatikan secara personal, tidak ada kekakuan dalam bahasa tubuhnya namun selalu memperlihatkan kekuatan dan kelembutan pada saat yang bersamaan. Dari tingkah lakunya, kita tahu Dia lah sesosok pribadi yang penuh kasih, terbuka, hangat menyenangkan dan dapat diandalkan setiap saat.
Bagaimana dengan kita? Adakah tingkah laku kita diubahkan hari lepas hari, semakin menyerupai Yesus? Kita semua bergumul dan berjuang itu pasti namun anugrahNya itu selalu cukup bagi setiap kita untuk hidup semakin menyerupai Yesus hari lepas hari.
3. Arti ketiga: menurut atau menganut (perintah, ajaran, paham dsb)
Nah, ini bagian yang sangat penting. Jangan mengaku mengikut Kristus kalau kita belum mau menurut perintah-perintahNya, menganut ajaran-ajaranNya, setuju dengan paham-pahamNya. Obedience only comes from a follower (Ketaatan hanya datang dari seorang pengikut). Jangan ngaku-ngaku mengikut Yesus, kalau dalam hidup sehari-hari aja kaga taat ama perintah-perintahNya.
Salah satu bentuk terindah dari kasih adalah ketaatan, jika kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan maka kita akan menuruti perintah-perintahNya dengan kesungguhan yang sama secara total. Mengikut Yesus hanya bisa diaplikasikan dengan mengikut perintahNya: mengasihi Tuhan dan sesama dengan segenap hati, akal budi dan kekuatan; menganut ajaranNya: mengampuni musuhmu, memikul salib, menyangkal diri, tidak mengutamakan diri sendiri dsb. Semakin kita mentaati perintah-perintahNya dan mengaplikasikan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari kita maka barulah kita bisa disebut mengikut Yesus.
Saya tutup dengan mengutip dari sedikit dari buku 'Follow Me' by David Platt yang berbunyi demikian:
"Panggilan hidup bagi Kristus adalah sebuah panggilan tak terhindarkan untuk mati. Panggilan semacam ini sudah jelas sejak permulaan kekristenan. Empat orang nelayan berdiri di dekat pantai pada abad pertama ketika Yesus mendekati mereka. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Dengan panggilan itu, Yesus mengisyaratkan keempat orang ini untuk meninggalkan pekerjaan, harta, impian, ambisi, keluarga, kawan, kenyamanan, dan keamanan diri mereka. Ia meminta mereka untuk meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Dia. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya," kata Yesus berulang-ulang. Di dunia yang di mana segala sesuatu berputar di sekeliling diri sendiri - lindungi dirimu sendiri, promosikan dirimu sendiri, pelihara dirimu sendiri, hiburlah dirimu sendiri, buatlah dirimu sendiri merasa nyaman, uruslah dirimu sendiri - Yesus pun berkata, "Salibkan dirimu sendiri."
"Mereka dengan rindu, rela, dan penuh sukacita kehilangan nyawa demi mengenal, mengikuti, serta memproklamasikan Yesus. Dalam jejak langkah Yesus, para murid pertama ini telah menemukan sebuah jalan yang rela mereka bayarkan dengan segenap hidup untuk mengikutiNya."
Bagaimana dengan kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar