Jumat, 09 Januari 2015

Resolusi Vs Komitmen

Hello...

post pertama di blog terbaruku di tahun 2015 ^^

Ga kerasa, uda menjalani 9 hari di tahun yang baru ini. Waktu memang ga kerasa cepat berlalu ya... well, berhubung kita baru aja mengalami pergantian tahun dan sy baru aja mendapatkan ilham tentang 'Resolusi Vs Komitmen'. Yuk, kita bahas lebih dalam...

Biasanya, di momen pergantian tahun, orang-orang sibuk dengan membuat resolusi tahun baru. Apa sih resolusi ini memang? Sampai-sampai seluruh belahan dunia sibuk membuat daftarnya. 

Resolusi Tahun Baru adalah tradisi sekuler yang umumnya berlaku di Dunia Barat, tapi juga bisa ditemukan di seluruh dunia. Menurut tradisi ini, seseorang akan berjanji untuk melakukan tindakan perbaikan diri yang akan dimulai pada Hari Tahun Baru (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Resolusi_Tahun_Baru

So, ternyata resolusi adalah tindakan perbaikan diri (pada dasarnya, semua orang pasti ingin berubah ke arah yang lebih baik, betul tidak? masa ke arah yang lebih buruk... hehe)
Jadi, daftar resolusi apa aja nih yang uda temen2 buat? Mungkin berkaitan dengan perubahan kebiasaan, hobi, belajar kemampuan baru, hal-hal yang ingin dicapai dalam pekerjaan dll.
Daftarnya pun bisa panjang, hehe... dan kalau ada yang tidak berhasil dicapai, bagaimana? Nah, respon disinilah yang cukup menarik karena kalaupun tidak berhasil dicapai, masih bisa disisipkan kembali di daftar resolusi tahun baru yang berikutnya (kalau masih niat sih,,, haha). Coba kita telaah lagi, apa sih yang menjadi motivasi/tujuan orang membuat resolusi tahun baru? Dengan tahu motivasi maka kita pun tahu nilai dari resolusi itu sendiri. 

Secara umum, motivasi/tujuan orang membuat resolusi tahun baru:
1. Changing: ingin membuat perubahan diri ke arah yang lebih baik. (biasanya ini berkenaan dengan karakter, kebiasaan, cara hidup dll)
2. Improvement: ingin membuat perkembangan diri ke arah yang lebih dari sebelumnya alias naik level. (biasanya ini berkenaan dengan hobi, kemampuan, karir dll)
3. Building: ingin membentuk kualitas relasi yang jauh lebih baik. (berkenaan dengan relasi dalam keluarga, persahabatan, pekerjaan dll)
Dari ketiga hal diatas, maka kita bisa lihat tuh dan masukkin kategori mana sih resolusi-resolusi yang selama ini kita buat? 

Karikatur ini lucu yaa... hehe tapi cukup menegur lhooo, pesannya jelas banget: resolusi tahun baru hanyalah bersifat sesaat/sementara karena belum juga lewat beberapa hari, kita biasanya uda suka balik lagi ke kebiasaan/pola hidup yang lama di tahun sebelumnya. Ironis ya... resolusi itu hanya pajangan lewat sebentar. Pengalaman temen2 selama ini bagaimana? hehe, renungkan dan coba telaah lagi yaaa... jangan-jangan selama ini, resolusi kita hanya ucapan tapi ga pernah bertransformasi menjadi tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Sekarang kita coba lihat apa itu komitmen?
Komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu; kontrak (sumber: http://www.artikata.com/arti-335810-komitmen.html)
Wow, klo kita liat dari artinya... komitmen lebih dalam dan berat ya. Rasanya seperti sesuatu yang sulit untuk dilepaskan. 
Ini gambaran terbaik yang bisa saya temukan untuk mencerminkan apa itu komitmen. Seperti dua orang yang diborgol bersama dan kuncinya dibuang entah kemana. 
Kebayang klo ada di posisi itu secara 'real', kita kemana-mana harus bersama-sama dengan orang yang terborgol kepada kita itu. Wuih, kayanya ga nyaman banget ya, bahkan risih... duhh, rasanya pengen cepet-cepet lepas hehe (lebih bebas, bukan? hehe...)
Tapi inilah justru apa yang dinamakan komitmen. Suatu ikatan antara dua orang untuk menggenapi/memenuhi perjanjian yang sudah dibuat antara keduanya dalam jangka waktu yang cukup panjang. 
So, kalau sy boleh buat perbandingan antara resolusi dan komitmen. Ya seperti ini kira-kira:

                 Resolusi                                                                   Komitmen

  • Tidak mengikat                                                            * Mengikat
  • terhadap diri sendiri                                                     * antara dua pihak
  • Jangka pendek                                                            * Jangka panjang
  • Ada titik pencapaian                                                    * Terus melakukan
  • Sebuah perubahan                                                      * Sebuah janji
  • berubah demi diri sendiri                                             * berubah demi yang dikasihi
  • mengembangkan nilai diri                                           * mengembangkan kualitas hati
  • membangun kekuatan                                                 * membangun kepercayaan 
  • it's all about 'ME'                                                          * it's all about 'WE'
  • comfort zone                                                                * always take a risk
  • bersifat sementara                                                       * bersifat kekal
Itulah perbandingan Resolusi Vs Komitmen yang bisa sy dapatkah sejauh ini (klo ada masukkan / tambahan, jangan ragu untuk meninggalkan komentar ^^). 

Kalau dipikir-pikir lagi, Tuhan Allah kita adalah teladan yang sempurna bagi kita untuk menjalankan komitmen. Yuk kita simak. 


Yesaya 11:5, "Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang."

Yesaya 54:10, "Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman Tuhan, yang mengasihani engkau."


Mazmur 12:6, "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."


Mazmur 89:34, "Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan berubah."


Mazmur 105:8, "Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya, firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan,"


Filipi 2:8, "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib." 


Ibrani 5:8, "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya." 


2 Petrus 3:9, "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasai, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." 
Komitmen itu sejalan dengan janji dan ketaatan. Seperti segitiga, dalam sebuah relasi tidak mungkin bagi seseorang untuk bisa menepati janjinya tanpa dia taat terlebih dahulu kepada kata-katanya sendiri dan berlaku terbalik, seseorang tidak akan sanggup taat tanpa membuat keputusan untuk terikat dalam perjanjian tersebut. Inilah nilai dari komitmen. Dibangun berdasarkan ketaatan, ketulusan, kepercayaan dan pengorbanan. Tanpa itu semua, maka seseorang akan kesulitan untuk menjalani sebuah komitmen. 

Karena itu gambaran dua orang yang diborgol itu sangat tepat, karena ketika kuncinya dibuang entah kemana maka mau tidak mau kedua orang tersebut tertahan bersama-sama. Dan begitu banyak orang-orang jaman ini bahkan termasuk anak-anak Tuhan secara diam-diam menyimpan 'kunci' dan melepaskan diri dari sebuah komitmen. 

Sy pernah mendapatkan percakapan yang menarik dengan seorg teman, dia bilang seperti ini, "Anak Tuhan itu bisa kok hidup tanpa resolusi dan itu sah-sah aja karena tidak ada keharusan bagi anak-anak Tuhan untuk membuat resolusi tetapi sangat menyedihkan jikalau anak-anak Tuhan tidak tahu tujuan hidupnya sendiri, mengapa dia harus ada dan tujuan apa yang ingin dia penuhi dalam hidup ini. Padahal kan seharusnya anak-anak Tuhan berkomitmen untuk terus belajar semakin mengasihi dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Karena pada dasarnya kan kita diciptakan karena Dia dan seluruh hidup kita pun seharusnya bercerita tentang siapa Dia. It's all about HIM." 

Wow, percakapan singkat itu pun sangat mengena dan memberikan inspirasi bagi sy untuk membagikan hal ini. 
Sebagai anak-anak Tuhan, tujuan apa yang selama ini kita tetapkan di setiap tahun berganti tahun? Apakah hanya tentang diriku, keluargaku, pekerjaanku dan kesuksesanku? JIkalau semua itu ditukar dengan TUHAN saja, sanggupkah kita berkata cukup? 

Sy pikir hal ini sangat penting, jangan sampai kita melewatkan begitu banyak tahun dengan pola pikir yang salah. Akan sangat disayangkan jika kita terus berusaha sedemikian keras membuat resolusi-resolusi baru tiap tahunnya tanpa berkomitmen untuk lebih mengasihi Tuhan. Kita bergiat mengejar karir dan kesuksesan tanpa berkomitmen untuk lebih mengenal siapa Dia. Kita bisa terjebak dalam berbagai kegiatan dan rutinitas yang membuat kita merasa sibuk tanpa berkomitmen untuk mencari Dia sebagai satu-satunya Gembala yang memimpin hidup kita. 

Sy tidak menemukan kalimat lain yang lebih baik lagi, "Kalau teman-teman punya waktu untuk membuat resolusi maka itu artinya teman-teman juga punya waktu untuk membuat komitmen. Jika teman-teman punya sepenggal kesadaran untuk berubah ke arah yang lebih baik maka itu artinya teman-teman pun seharusnya memiliki kesungguhan hati untuk lebih mengasihi Dia. Kalau teman-teman punya waktu untuk merencanakan pencapaian-pencapaian sementara di bumi ini maka itu artinya teman-teman wajib menetapkan pencapaian kekal, yaitu semakin mengenal Dia lebih dalam lagi. Jika tidak terpikirkan sama sekali, jangan nyatakan dirimu sebagai anak-Nya karena itu hanya akan menjadi sebuah kebohongan yang menyakiti hati-Nya dan batu sandungan bagi sesama. Semua pilihan memiliki konsekuesi, hanya saja kebanyakkan orang tidak meyadarinya karena merasa hidup ini adalah milik mereka sendiri. Sekarang, apa pilihanmu?"

Sy rindu dan menyemangati teman-teman utk semakin rindu mengasah hati di dalam Dia, hati yang semakin mengasihi Dia dengan lebih sungguh lagi, hati yang semakin peka akan kehendak-Nya di dalam pengenalan sejati secara pribadi. 
Akhir kata, saya tutup post ini dengan satu ayat: 


1 Petrus 1:22
"Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar