Senin, 26 Januari 2015

Yokhebed : Wanita Beriman Yang Jarang Disebut

Pernah mendengar nama Yokhebed?

Siapakah Yokhebed ini? Namanya begitu jarang disebut-sebutkan dalam kisah Alkitab namun kita pasti mengenal dia ketika disebutkan sebagai ibu dari Musa. 

Ya, Musa yang tidak pandai bicara namun taat, berani, sang pembebas Bangsa Israel yang dipilih dan dipimpin oleh Tuhan untuk membawa bangsa besar ini keluar dari tanah jajahan di Mesir menuju tanah pembebasan, Kanaan. Musa yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa ini pun lahir dari seorang ibu yang begitu beriman dan kisahnya patut menjadi perhatian setiap kita. Yokhebed, perempuan Lewi, istri dari seorang pria Lewi bernama Amram dan ibu dari Miriam, Harun serta Musa. 

Yuk, kita mengenal Yokhebed lebih dekat lagi. 

Yang pasti kisah ini dimulai saat Bangsa Israel sedang menjalani masa penjajahan oleh Bangsa Mesir. Setelah lewat dari masa Yusuf membawa seluruh Bangsa Israel pindah ke Mesir namun pergantian Firaun mengubah nasib bangsa Israel sepenuhnya. Firaun yang baru tidak mengenal Yusuf dan ternyata dia cukup gentar melihat perkembangan bangsa Israel yang begitu pesat bahkan jumlah mereka jauh lebih banyak dari bangsa Mesir itu sendiri sehingga Raja Mesir yang baru itu pun memutuskan untuk memberikan tindakkan perbudakkan secara rodi terhadap bangsa Israel. Pemikiran ini muncul dengan harapan jika bangsa Israel disiksa dan lelah bekerja maka pertumbuhan bangsa ini dapat terhentikan namun Tuhan menepati janjiNya, bangsa Israel tetap terus bertambah jumlahnya. Tidak kehilangan akal, Raja Mesir pun memerintahkan kedua bidan yang menolong persalinan wanita Ibrani, yaitu Sifra dan Pua untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. 
Apa Tuhan berhenti berkarya? Tidak, kedua bidan ini pun diberikan hati yang takut akan Tuhan sehingga keduanya pun tetap membiarkan bayi-bayi itu hidup. Firaun mengetahui hal ini dan menanyai kedua bidan ini namun keduanya memberikan jawaban yang cukup baik sehingga Tuhan pun berbuat baik kepada bangsa Israel. Bangsa ini pun jumlahnya terus bertambah dan berlipat ganda. Firaun semakin marah melihat hal ini memberikan perintah baru kepada seluruh rakyatnya, "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir dari orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup." 

Dari sinilah, kisah Amram dan Yokhebed muncul. Keduanya berasal dari keluarga Lewi dan mereka tahu persis mereka berada di tanah Mesir, sebagai budak, tidak berada di dalam situasi yang kondusif untuk membangun sebuah keluarga namun mereka tetap beriman di dalam Tuhan dan membentuk sebuah keluarga. Tuhan berkenan kepada mereka dan memberikan mereka anak-anak untuk dikasihi dan dididik dalam kebenaran Firman Tuhan. Iman mereka tidak berhenti sampai di situ, ketika mereka sudah memiliki Miriam dan Harun, mereka percaya kepada pemeliharaan Tuhan dan memiliki anak ketiga, yaitu Musa. 

Nama Yokhebed hanya disebut sebanyak dua kali dalam Alkitab (Keluaran 6:19; Bilangan 26:59), hanya sepenggal kecil dari kisah Alkitab yang begitu besar. Namun keberadaannya tetap Tuhan pakai untuk menggenapi janjiNya terhadap bangsa Israel. Dalam Keluaran 2 pun, keberadaannya hanya disebutkan dalam dua paragraf singkat yang berhubungan dengan kelahiran dan penyelamatan Musa. Namun dalam dua paragraf singkat ini, kita bisa mengenal kepribadian Yokhebed lebih dekat lagi. 



1. Wanita yang keibuan
    Yokhebed bukanlah tipe wanita yang sembarangan memiliki anak dan tidak bertanggung jawab atas hidup anaknya. Dia menunjukkan kasihnya kepada Musa dengan tetap menjaga bayi Musa hidup dengan disembunyikan tiga bulan lamanya (Kel.2:2) walaupun dengan adanya perintah dari Firaun agar setiap bayi laki-laki dibunuh. 

2. Wanita yang berani dan kuat
    Menyembunyikan seorang bayi tiga bulan lamanya bukanlah suatu perkara yang mudah dibuat. Banyak resiko, tantangan, kesulitan bahkan nyawa Yokhebed sendiri bisa menjadi taruhannya. Namun Yokhebed memberikan satu teladan akan keberanian dan kekuatan seorang ibu yang ingin melindungi anaknya. 

3. Wanita yang beriman
    Yokhebed menunjukkan imannya kepada Yahweh lebih lagi ketika bayi Musa sudah tidak memungkinkan lagi untuk disembunyikan. Cara apa yang bisa dipakai untuk menyelamatkan bayi Musa dari kejaran perintah Firaun dan rakyatnya? Iman Yokhebed teruji ketika dia hanya bisa melepaskan bayi itu pergi (Kel.2:3) dengan menaruhnya di dalam sebuah peti pandan dan menghanyutkan peti tersebut dari tepi sungai Nil. Tidak mudah bagi seorang ibu untuk melepas bayinya pergi dalam sebuah peti ke tengah-tengah sungai (tidak ada jaminan bahwa seorang bayi bisa selamat di tengah-tengah sungai) dengan mempertaruhkan kemungkinan bahwa bayi Musa belum tentu selamat. Namun bisa dilihat inilah bentuk iman Yokhebed, dia percaya bahwa Tuhan melindungi Musa dan membiarkannya pergi dengan satu harapan bahwa bayinya berada dalam perlindungan Tuhan. 


Bisa kita lihat dalam kisah berikutnya, iman Yokhebed membuahkan hasil. Bayi Musa ditemukan oleh putri Firaun dan diselamatkan olehnya. Lebih ajaibnya lagi, kakak Musa, yaitu Miriam berinisiatif untuk mengawasi dari jauh dan langsung menawarkan seorang inang penyusu bagi adik laki-lakinya. Kecerdasan & keberanian Miriam langsung memberikan kesempatan kedua bagi Yokhebed untuk bertemu kembali dengan Musa. 
Karya Tuhan sungguh indah, bukan hanya bertemu kembali namun Tuhan memberikan kesempatan bagi Yokhebed untuk menyusui dan membesarkan Musa tanpa rasa takut. 
Sungguh luar biasaa...! 

4. Wanita yang sabar dan penuh pengendalian diri
    ketika Miriam membawa dirinya menemui putri Firaun dan menemukan kesempatan kedua untuk menyusui bahkan membesarkan putranya sendiri, Yokhebed menunjukkan kesabaran dan pengendalian diri yang luar biasa. Di situasi seperti ini, bisa dibayangkan apa yang terjadi jika Yokhebed tidak sanggup mengendalikan diri dan menunjukkan kegembiraan yang berlebihan atau kelepasan berbicara tentang siapa dirinya di hadapan putri Firaun. Mungkin kisah Musa akan berbeda. Namun Yokhebed menunjukkan kesabaran dan pengendalian diri dari seorang wanita yang takut akan Tuhan, dia tahu kapan harus menunggu, kapan harus berbicara dan kapan harus bertindak, bagaimana bersikap tanpa harus membahayakan nyawa Musa ke depannya (Kel.2:9). 

5. Wanita yang tahu jelas siapa dirinya
    Yokhebed tidak melupakan siapa dirinya dan segala tradisi bangsanya sehingga dia tahu persis hal-hal apa saja yang harus ditanamkan dalam kepribadian Musa (yang tentunya berpengaruh besar ketika Musa bertumbuh dewasa). Sekalipun Musa diangkat anak oleh putri Firaun dan tentu dididik dalam tata cara bangsa Mesir namun tetap ada masa dimana Yokhebed berperan untuk menanamkan dasar identitas yang tepat dalam benak Musa. 

6. Wanita yang dapat dipercaya dan memegang janjinya
    Setelah masa menyusui dan membesarkan Musa, maka selesailah tugas Yokhebed namun sesungguhnya status seorang ibu tidak akan pernah selesai. Jika Yokhebed mengikuti kata hatinya maka sebenarnya bisa saja dia mengkhianati putri Firaun dan tidak membawa Musa kepadanya setelah Musa bertumbuh besar. Namun Yokhebed memberikan teladan yang sangat indah bagaimana dia menunjukkan karakter seorang wanita yang dapat dipercaya sekalipun hatinya berkehendak kebalikkannya dan teguh memegang janjinya sekalipun secara hak, boleh saja Yokhebed merasa dirinya lebih pantas untuk mempertahankan Musa (Kel.2:10). Yokhebed memegang teguh kejujuran dan kepercayaan dibandingkan dengan rasa egonya sendiri. 
Jochebed Returns Moses
7. Wanita yang rela berkorban
    Dari awal hingga akhir cerita, tidak tersiratkan Yokhebed itu adalah seorang wanita yang egois dan mau menang sendiri, melainkan sebaliknya, dia menunjukkan karakter yang sangat tidak egois dan selalu rela berkorban. Dia sanggup mengorbankan apapun yang berkaitan dengan dirinya demi orang yang dikasihinya, membayar harga yang mahal hanya supaya anak yang dikasihinya dapat memiliki kesempatan untuk tetap hidup. Sungguh sebuah teladan yang sangat indah bahkan berharga jika dibandingkan dengan ibu-ibu jaman modern saat ini. 

Yokhebed, salah satu teladan wanita beriman yang mungkin tidak terlalu diperhatikan atau bahkan terlupakan bahkan dalam kisah Musa sekalipun. Yokhebed mengajarkan berbagai teladan yang begitu baik dan indah untuk dapat kita pelajari serta patut diikuti. 

Iman: apakah iman kita seberani dan setangguh Yokhebed? sampai pada tahap berani melepaskan seseorang yang kamu kasihi? JIka Tuhan meminta, sanggupkah kamu melepas untuk berbagian dalam penggenapan rencana Tuhan bagi kerajaanNya?

Karakter: Adakah karakter kita sungguh menunjukkan porsi seorang wanita yang takut akan Tuhan dan menjaga ajaran-ajaranNya bahkan mengajarkannya dengan penuh ketaatan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita kelak? 

Dari Yokhebed, kita mengerti dan memahami bahwa iman bukanlah sesuatu yang disepelekan melainkan dinyatakan. Jika kita mengaku sebagai anak yang takut akan Tuhan maka iman itu akan terlihat dalam perbuatan kita karena itulah panggilan Yesus bagi setiap kita, kiranya iman setiap kita bersinar semakin terang dan menunjukkan kepada siapa kita menaruh kepercayaan kita secara utuh. 

kiranya kisah Yokhebed menguatkan dan memberkati setiap kita untuk semakin bersungguh-sungguh membentuk iman yang semakin berkenan di hadapanNya serta taat berbagian dalam penggenapan rencanaNya dalam hidup setiap kita bahkan ketika saat Dia meminta kita untuk melepaskan supaya kita beroleh RohNya, kemuliaanNya serta PribadiNya di dalam hati setiap anak-anakNya. 

God bless you all ^^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar